Selasa, April 15, 2008

Coklat sangat diminati masyarakat kita daripada kudapan lainnya. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa menyukainya. Rasa manis coklat asli seakan menghipnotis para pecintanya.Coklat juga disinyalir bisa menentramkan hati, meredakan stres dan tentunya memanjakan lidah. Berbagai produk coklat ditawarkan. Tidak hanya hasil pabrikan tetapi coklat pralin hasil olahan home industri pun menyita perhatian masyarakat. Keunikan bentuk dan rasa coklatnya yang kental dan asli membuat coklat pralin disukai tidak hanya ketika Natal atau hari Valentin.Coklat pralin produksi Sola Gracia Pralin, Gianyar, Bali tengah naik daun. Menurut Edi Wijaya pemilik home Industri coklat ini, coklat pralin besutannya merupakan coklat murni. Meski baru buka setengah tahun, namun setiap hari telah memproduksi 1000 coklat. Keunggulan coklat pralin Edi terlihat dari bentuk coklat yang unik dan rasanya yang asli. Selain rasa, coklat dibentuk dalam berbagai model yang lucu seperti menyerupai binatang, bulan dan bintang. Bentuknya yang imut dengan berbagai pilihan rasa di dalam balutan coklat dapat ditemui, seperti rasa kacang, blubbery, stroberi, rasbery, caramel dan orange.Coklat Sola berbeda dengan coklat pabrikan yang komposisinya kebanyakan gula. ”Coklat pralin merupakan permen coklat murni yang di dalamnya diberi tambahan isi untuk menambah kenikmatan dari coklat itu. Penambahan bahan sebagai isi dari coklat guna memberikan para pecinta coklat rasa yang berbeda. Coklatnya hingga 80% dan sisanya adalah bahan tambahan seperti susu. Kita ingin berbeda dari coklat pabrik lain. Dan coklat Pralin Sola ini coklat yang sehat,” terangnya.Untuk even atau hari besar, produksi permen mengalami lonjakan 20%. Coklat Sola Gracia ini menyentuh kalangan menengah ke bawah. Harga yang dipatok untuk satu permen pralin mulai Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu. Coklat lokal ini banyak dijumpai di toko ataupun warung-warung kecil di Gianyar. Selain Gianyar coklat pralin Sola dipasarkan ke Jakarta. “Semua kalangan memang menyukai coklat, hanya kita lebih fokus untuk kalangan masyarakat bawah. Untuk harga sangat terjangkau mengingat sekarang harga segala kebutuhan meningkat. Di situlah letak kesulitannya, bahan naik tapi kita tidak tega untuk menaikkan harga,” jelas pria asal Surabaya, Jawa Timur.anggang seperti brownies.

Tidak ada komentar: